Friday, March 16, 2007

Kisah Tauladan

Anak Kecil Penjual Kue
Oleh: Tidak Diketahui
Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak, mau beli kue, Pak?"
Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan".
Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dik, saya sudah kenyang".
Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah".
Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan.
"Pak mau beli kue saya?"
Pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp. 1.500,00 dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja.
"Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik".
Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasih kepada orang lain.
"Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?"
Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu dirumah ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang kerumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".
Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja dihadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang, dan suatu pantangan bagi ibunya, anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang kerumah ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.
Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan" ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.
Semoga cerita di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata... Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalo kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pastilah akan berarti besar...

Cintai Apa Yang Anda Kerjakan, Atau Kerjakan Hal Yang Lain
Oleh: Tidak Diketahui
Kiriman: Lesmana, Azallea

Kesuksesan dalam bentuknya yang tertinggi dan termulia melibatkan ketenangan pikiran, kesukaan, dan kebahagiaan.
Kesuksesan datang ketika Anda menemukan pekerjaan yang Anda sangat sukai.
Jika Anda menikmati apa yang Anda kerjakan, kesuksesan adalah milik Anda.
Jika Anda tidak menikmati apa yang Anda kerjakan, Anda tidak akan menjadi sukses.
Mencintai pekerjaan Anda akan merubah segalanya.
Pekerjaan adalah kasih yang dinyatakan.
Anda tidak akan pernah meraih kesuksesan yang sejati kecuali Anda menyukai apa yang Anda kerjakan.
Kesempatan Anda untuk kesuksesan akan sama dengan jumlah kenikmatan yang Anda peroleh dalam pekerjaan Anda.
Jika Anda memiliki pekerjaan yang Anda tidak sukai, hadapilah hal itu dan keluarlah.
Pekerjaan adalah hadiah, bukan hukuman.
Anda tidak membayar harga sebuah kesuksesan.
Anda menikmati harga sebuah kesuksesan.

Layanan Pelanggan
Oleh: Michael T. Burcon
Sumber: A Cup of Chicken Soup for The Soul
Editor: Jack Canfield, dkk.
Segala-galanya yang aku ketahui tentang urusan menjual aku pelajari dari ayahku, Walt, pada suatu sore di toko mebelnya di New Era, Michigan. Waktu itu umurku 12 tahun. Ketika aku sedang menyapu lantai, seorang eanita setengah umur masuk ke toko. Aku meminta kepada ayah apakah aku boleh melayaninya.
"Tentu saja boleh," jawab ayah.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku menawarkan pelayanan.
"Ya, ada - anak muda. Saya membeli sofa di toko ini dan sekarang kakinya lepas. Saya ingin tahu, kapan kalian bisa membetulkannya."
"Kapan anda membelinya, nyonya?"
"Sekitar sepuluh tahun yang lalu"
Kukatakan pada ayah bahwa wanita itu mengira kami akan membetulkan sofa tuanya secara gratis. Ayah mengatakan agar memberi tahu wanita itu bahwa kami akan datang siang nanti.
Kami datang ke rumah wanita itu. Setelah menyekrupkan kaki yang baru ke sofanya, kami pergi lagi.
Dalam perjalanan pulang, ayah bertanya, "Apa yang sedang kau pikirkan, nak?"
"Ayah khan tahu, aku ingin kuliah. Jika kita selalu saja berkeliling membetulkan sofa-sofa tua secara gratis, lama-kelamaan bisa bangkrut kita nanti!"
"Kau kuajak karena memang kau perlu belajar melakukan pekerjaan perbaikan. Selain itu, urusan paling penting terlepas dari perhatianmu. Kau tidak melihat nama toko ketika kita membalikkan sofa tadi. Wanita itu membelinya di toko 'Sears'."
"Maksud ayah, kita mengerjakan perbaikan tadi secara gratis, sementara wanita itu sama sekali bukan pelanggan kita?"
Sambil menatapku, ayah berkata, "Sekarang ia menjadi pelanggan kita."
Dua hari kemudian, wanita setengah umur itu datang lagi ke toko kami dan aku melayaninya. Ia membeli mebel baru seharga beberapa ribu dollar. Ketika kami datang di rumahnya untuk mengantar barang itu, ia meletakkan sebuah guci besar yang penuh dengan uang dollar, satuan, limaan, puluhan, dua puluhan, lima puluhan dan ratusan, di atas meja dapur.
"Ambil saja sendiri senilai mebel yang saya beli," katanya lalu keluar.
Sejak hari itu sudah 30 tahun lamanya aku bekerja sebagai tenaga sales. Aku selalu berhasil mencapai nilai keberhasilan transaksi tertinggi di setiap perusahaan yang kuwakili, karena aku tidak pernah meremehkan pelanggan.

No comments:

semua tentang cinta

semua tentang cinta
Keluarga juga bisa disebut sahabat,sahabat yg sangat dekat dengan kita dan mengerti apa yg dirasakan satu sama lain...disaat kita merasa duka,suka cinta dan gembira keluarga lah yg dengan penuh rasa kasih sayang memberikan semangat untuk kita...(heheh sok Puitis) ini keluarga ku tercinta...dah ah jgn di baca maulu...